Anak dengan Mata Malas Berisiko Alami Hipertensi dan Serangan Jantung

Pasar Pedia, JAKARTA – Sebuah penelitian menyebutkan, anak penderita ambliopia mungkin memiliki risiko lebih tinggi terkena penyakit seperti hipertensi, penyakit jantung, sindrom metabolik, dan obesitas pada orang dewasa. Diterbitkan Medical Daily pada Rabu (13/3/2024), dijelaskan bahwa mata lambat merupakan suatu kondisi perkembangan otak yang menurunkan ketajaman penglihatan pada salah satu mata.

Penyakit ini bisa terjadi ketika koordinasi antara otak dan mata terganggu, sehingga otak bergantung pada mata yang memiliki penglihatan yang baik. Oleh karena itu, mata yang buta tidak dapat melihat dengan baik.

Gejala ketegangan mata termasuk menggerakkan satu mata ke dalam atau ke luar, salah satu mata terkulai, penglihatan kabur, sakit kepala ringan, dan penglihatan kabur, karena kondisi ini biasanya hanya menyerang satu mata. Banyak anak tidak menyadari bahwa mereka memiliki masalah penglihatan sampai mereka didiagnosis menderita gangguan penglihatan.

Dalam sebuah penelitian yang diterbitkan dalam jurnal eClinicalMedicine, para peneliti mengidentifikasi hubungan antara mata malas di masa kanak-kanak dan risiko kesehatan di masa dewasa. Namun penelitian ini tidak menunjukkan hubungan antara keduanya.

“Amblyopia adalah suatu kondisi mata yang mempengaruhi hingga empat dari 100 anak,” kata penulis utama Profesor Jagno Rahi.

Menurutnya, sangat sedikit “gejala” pada anak yang berkaitan dengan risiko penyakit serius pada orang dewasa, dan ada juga tanda-tanda yang bisa diukur dan diketahui semua anak melalui pemeriksaan resmi. “Banyak anak yang terkena dampaknya dan keluarga mungkin ingin mempertimbangkan temuan kami sebagai insentif tambahan untuk mencoba mempromosikan gaya hidup sehat sejak usia dini,” kata Rahi.

Penemuan ini merupakan hasil analisis terhadap lebih dari 126.000 peserta berusia antara 40 dan 69 tahun, yang merupakan bagian dari UK Biobank Group, yang telah didiagnosis menderita penyakit mata. Selama perekrutan, peserta ditanya apakah mereka pernah dirawat karena ambliopia di masa kanak-kanak dan apakah mereka masih mengalami kondisi tersebut.

Mereka juga ditanyai tentang diabetes, hipertensi, dan diagnosis penyakit kardiovaskular/serebrovaskular, termasuk angina, serangan jantung, dan stroke. BMI (indeks massa tubuh), glukosa darah, dan kadar kolesterol peserta diukur, dan angka kematian mereka dinilai.

Dari 3.238 peserta yang melaporkan mengalami penglihatan kabur saat masih anak-anak, 82,2% mengalami kehilangan penglihatan pada salah satu matanya saat dewasa. Di media, ditemukan bahwa peserta dengan emboli masa kanak-kanak memiliki risiko diabetes 29% lebih tinggi, risiko tekanan darah tinggi 25% lebih tinggi, dan risiko obesitas 16% lebih tinggi.

Faktor risiko penyakit ini, misalnya penyakit lain, ras dan hubungan sosial juga diperhitungkan. Para peneliti menemukan bahwa risiko masalah kesehatan meningkat tidak hanya pada orang yang terus mengalami gangguan penglihatan, namun juga pada orang yang menderita ambliopia pada masa kanak-kanak dan kehilangan penglihatan pada lansia, meskipun organisasinya lemah.

“Penglihatan dan mata bergantung pada kesehatan secara keseluruhan, apakah itu penyakit jantung atau gangguan metabolisme, keduanya berkaitan dengan bagian tubuh lainnya.” Inilah salah satu alasan mengapa kami mengevaluasi kualitas visual kedua mata. Penulis Dr.Siegfried Wagner.

“Kami mengatakan penelitian kami tidak menunjukkan hubungan antara ambliopia dan kesehatan buruk pada lansia,” kata Siegfried Wagner.

Wagner melanjutkan penelitian juga menunjukkan bahwa rata-rata orang dewasa yang menderita ambliopia saat masih anak-anak lebih mungkin mengalami masalah tersebut dibandingkan rata-rata orang dewasa yang tidak menderita ambliopia. “Temuan ini tidak berarti bahwa semua anak dengan ambliopia akan menderita penyakit kardiometabolik, suatu masalah di masa dewasa,” katanya.

Dokter: Berpikir Positif Dapat Menyehatkan Tubuh

Pasar Pedia, DEPOK – Dokter spesialis kesehatan jiwa RS Persahabatan dr Alvinia Hayulani, SpKJ mengatakan, berpikir positif bisa menyehatkan tubuh. Berpikir positif juga membantu orang lain fokus dalam memecahkan masalah.

Banyak penelitian menunjukkan hubungan antara area otak yang mengontrol pergerakan dan bagian otak yang terlibat dalam berpikir, pencernaan, dan fungsi otonom seperti detak jantung dan tekanan darah, katanya. Hal ini, katanya, menciptakan hubungan nyata antara pikiran dan tubuh.

Jadi bisa dikatakan, pikiran yang tenang akan menyebabkan tubuh tenang, ujarnya dalam acara Bincang Keluarga Sehat Kementerian Kesehatan bertema “Berpikir Positif untuk Pikiran Sehat” di Jakarta, Selasa.

Menurutnya, emosi berlebihan memicu pikiran negatif. Pada saat yang sama, pikiran negatif meningkatkan stres, akibatnya hormon kortisol meningkat dan akhirnya kekebalan menurun.

“Jadi bisa psikis atau fisik. Lalu kita juga membuang-buang waktu dengan tidak fokus pada hal negatif. Ujung-ujungnya membuat kita sulit untuk maju. Sulit untuk maju karena kita selalu fokus pada hal negatif,” jelasnya. .

Alvinia menjelaskan, berpikir positif bukan berarti mengabaikan situasi negatif, melainkan menghadapi masalah dengan berpikir lebih positif dan produktif serta mengharapkan hal-hal baik terjadi.

Ia mengatakan bahwa ketika berpikir positif dipraktikkan, akan lebih mudah untuk melihat dan menangani masalah dengan lebih fokus.

Ada beberapa hal yang dapat Anda lakukan…

Waspadai Dampak Fatal Kekurangan Gizi pada Anak

Pasar Pedia, Jakarta – Masa kanak-kanak merupakan masa emas bagi pertumbuhan dan perkembangan fisik, mental, dan kognitif. Pada masa ini, anak membutuhkan asupan nutrisi yang optimal untuk menunjang perkembangan otak, organ tubuh, dan sistem kekebalan tubuh. Namun kenyataannya, gizi buruk pada anak masih menjadi ancaman serius di Indonesia.

Kementerian Kesehatan RI mengangkat isu tersebut melalui podcast yang diunggah di kanal YouTube Kementerian Kesehatan RI pada Kamis, 12 Februari 2024 mengundang dr. Dr. Tan Sot Yen, M.Hum selaku pakar gizi masyarakat.

Dalam podcast tersebut, Dr. Tan mengatakan, hasil survei status gizi anak di Indonesia menunjukkan 21,6% anak terlambat terdiagnosis, 17,1% gizi buruk, 2,7% kurus, dan 3,5% kelebihan berat badan atau obesitas.

Anak-anak yang kekurangan gizi berisiko mengalami keterlambatan perkembangan, ketidakmampuan belajar, dan prestasi akademik yang buruk. Selain itu, mereka lebih rentan terserang penyakit kronis seperti diabetes, tekanan darah tinggi, dan penyakit jantung di usia dewasa.

Gizi buruk pada anak merupakan masalah serius yang dapat menimbulkan beberapa akibat fatal. Salah satu langkah penting untuk mencegah dan mengobatinya adalah dengan mengenali jenis-jenis malnutrisi yang paling umum terjadi pada anak-anak.”

Menurut WHO atau Organisasi Kesehatan Dunia, stunting merupakan penyakit gizi kronis yang terjadi pada anak. Namun, pada tahap awal kehidupannya anak membutuhkan nutrisi yang baik.

“80% otak manusia terbentuk saat anak mencapai usia 2 tahun dan sempurna pada usia 5 tahun. Jadi, spina bifida memang menjadi masalah besar di negara kita,” kata Tan.

Menyia nyiakan

Tan mengatakan, fenomena wasting merupakan ketidaksesuaian antara berat badan dan tinggi badan anak. Wasting juga dapat mengacu pada kondisi anak yang berat badannya menurun seiring berjalannya waktu hingga total berat badannya berada jauh di bawah kurva pertumbuhan tipikal atau berat badannya terhadap tinggi badan rendah (underweight) dan menunjukkan penurunan berat badan yang parah (akut).

Pemicu wasting biasanya karena anak sedang diare sehingga berat badannya turun drastis namun tinggi badannya tidak menjadi masalah. Sampah tidak bisa dibiarkan begitu saja karena pengolahannya yang berlebihan bisa berakibat fatal. Defisiensi mikronutrien

Selain kekurangan kalori dan protein, kekurangan zat gizi mikro juga merupakan bentuk kekurangan gizi yang umum terjadi pada anak. Zat gizi mikro seperti zat besi, vitamin A, dan zinc sangat penting untuk pertumbuhan dan perkembangan fisik, mental, dan kognitif anak.

Misalnya, anak kekurangan zat besi akan memudahkan anak terkena infeksi. Ujung-ujungnya nafsu makan anak jadi buruk dan dia tidak mau makan apa pun, jelas Tan di podcast Kementerian Kesehatan RI. .

Gizi buruk pada anak dapat memberikan dampak yang signifikan terhadap tumbuh kembang anak. Dampak tersebut tidak hanya terbatas pada aspek fisik, namun juga aspek mental, mental, dan sosial.

Menurut UNICEF, sebagaimana dilansir dalam UNICEF Indonesia, berikut dampak malnutrisi terhadap tumbuh kembang anak: Rendahnya daya tahan tubuh.

Anak yang mengalami gizi buruk akan cenderung memiliki daya tahan tubuh yang lemah. Hal ini membuat mereka lebih rentan terhadap penyakit menular seperti diare, batuk, pilek, dan pneumonia.

Faktanya, anak kecil yang terdiagnosis kurang gizi dan menderita penyakit menular akan mengalami kondisi yang lebih serius dan lebih sulit pulih dibandingkan anak yang bergizi baik. Gangguan perkembangan fisik

Kurangnya asupan nutrisi pada anak dapat menghambat perkembangan fisiknya, termasuk pertumbuhan tinggi badan.

Dampak tersebut terjadi karena anak gizi buruk tidak mendapatkan cukup energi dan zat gizi makro (protein dan karbohidrat) serta zat gizi mikro (vitamin dan mineral) yang penting untuk perkembangan tulang dan jaringan tubuh lainnya. Kekurangan ini dapat menyebabkan terhambatnya pertumbuhan dan perkembangan fisik anak, termasuk tinggi badan. Gangguan perkembangan otak

Nutrisi menjadi kunci penting untuk menunjang perkembangan otak anak kecil. Anak yang mengalami gizi buruk akan mengalami risiko tidak optimalnya perkembangan otak, kemampuan belajar, dan produktivitas kerja di masa depan. Hal ini menunjukkan bahwa gizi yang baik sangat penting untuk menjamin perkembangan terbaik anak kecil dan mencegah berbagai akibat negatif di kemudian hari. Kematian

Dari segala bentuk permasalahan gizi pada anak, wasting, khususnya gizi buruk, mempunyai risiko kematian paling tinggi. Risiko kematian pada anak-anak yang mengalami gizi buruk hampir 12 kali lebih tinggi dibandingkan anak-anak yang mengalami gizi baik. Hal ini disebabkan oleh rendahnya sistem imun tubuh. Jika mereka mengidap penyakit menular, kondisinya akan semakin parah dan sulit sembuh hingga dapat menyebabkan kematian.

Gizi buruk pada anak dapat memberikan dampak yang signifikan terhadap pertumbuhan dan perkembangannya. Oleh karena itu, penting bagi orang tua dan pengasuh untuk mengetahui cara mencegah anak terkena gangguan makan.

Time menyebutkan pentingnya pola makan seimbang untuk tumbuh kembang anak yang optimal serta mencegah anak tertular berbagai penyakit gizi.

“Anak yang masih dalam tahap tumbuh kembang fokus pada protein hewani, namun protein hewani saja tidak cukup, sehingga harus ada kemampuan yang sepadan dalam mengonsumsi makanan pokok, sayur mayur, buah-buahan dan tentunya protein,” jelas Tan.

Selain itu, kualitas makanan yang dikonsumsi anak juga harus terjamin baik. Apalagi bagi anak-anak yang sudah memasuki usia sekolah, dimana mereka lebih cenderung mengonsumsi jajanan kemasan yang tinggi gula, garam, dan lemak. Oleh karena itu, orang tua harus bisa mengarahkan mereka pada makanan yang berkualitas.

“Kualitas pangan juga berasal dari pangan yang selalu segar. Usahakan mencari pangan yang murah dan mudah agar ada ketersediaan dan keterjangkauannya,” lanjut Tan.

Selain itu, cara pengolahan makanan itu sendiri juga harus diperhatikan dengan cermat. Saatnya memanfaatkan kebiasaan dan preferensi mayoritas masyarakat Indonesia terhadap makanan yang diolah dengan cara digoreng.

Sebenarnya ikan goreng itu bukan makanan sehat lho? Karena omega-3-nya berubah menjadi lemak trans, kata dr. Tahun.

Tan menyarankan cara pengolahan lain yang juga menyertakan rempah-rempah khas Indonesia, agar kandungan nutrisi pada makanan tersebut tidak berkurang atau bahkan tergantikan dengan zat berbahaya.

Konsumsi Kedelai Tingkatkan Risiko Kanker, Mitos atau Fakta?

Pasar Pedia, JAKARTA – Anggapan mengonsumsi kedelai dapat meningkatkan risiko penyakit kanker hanyalah mitos belaka. Hal tersebut dibenarkan oleh ahli gizi Rumah Sakit Pusat Otak Nasional (RSPON) Mahar Marjono Novita Sabulontica.

“Faktanya justru sebaliknya,” ujarnya dalam diskusi seputar nutrisi. Tampaknya kedelai memiliki senyawa anti kanker, senyawa yang meliputi flavonoid, kemudian genistein, daidzein, dan ini berperan dalam mencegah pertumbuhan sel kanker payudara. Tampil secara daring di Jakarta, Kamis (15/2/2024).

Beberapa penelitian menunjukkan bahwa konsumsi kedelai yang tinggi dapat menurunkan risiko kanker prostat, kata Novita. Hal ini dibuktikan dengan masyarakat Eropa dan Amerika yang lebih banyak menderita kanker payudara dan prostat karena masyarakat Asia lebih banyak mengonsumsi kedelai melalui sejumlah makanan berbahan kedelai seperti tahu dan tempura.

Selain mitos tentang kedelai, terungkap mitos lain tentang penyebab penyakit kanker, yaitu mitos bahwa konsumsi susu dan produknya dapat meningkatkan risiko penyakit kanker. “Nah, konsumsi susu sebenarnya berpotensi mencegah kanker usus besar,” ujarnya.

Menurut Novita, konsumsi susu atau produk olahannya baik untuk tubuh dan tidak meningkatkan risiko kanker, asalkan tidak dikonsumsi berlebihan. Katanya, jumlah maksimal susu yang dikonsumsi orang dewasa adalah tiga gelas per hari.

Menurutnya, beragam makanan dapat meningkatkan risiko kanker, seperti makanan yang banyak garam, kandungan alkohol tinggi, serta mengonsumsi daging olahan seperti sosis dan daging asap. Masalahnya, pengawet buatan, nitrat, ditambahkan untuk mengawetkan daging olahan. Nitrat ini kemudian direduksi menjadi nitrit, dan akhirnya dihasilkan nitrosamin dan nitrosamida yang merupakan senyawa karsinogenik kanker. Untuk itu, Novita meminta masyarakat tidak perlu takut mengonsumsi kedelai dan susu, karena keduanya memiliki kandungan yang baik untuk tubuh.

MK Tolak Uji Formil UU Kesehatan IDI Cs, Ini Pertimbangannya

Jakarta –

Sebelumnya, kelompok profesi kesehatan memutuskan terdapat cacat formil pada Undang-Undang Kesehatan Nomor 17 Tahun 2023 pada September 2023 dan mengajukan uji materi ke Mahkamah Konstitusi (MK). Usai persidangan, Mahkamah Konstitusi pada Rabu (29 Februari 2024) menyatakan bahwa undang-undang kesehatan baru ini dibuat dengan melibatkan banyak pihak, termasuk tenaga medis dan masyarakat.

Artinya, proses hukumnya tidak bertentangan dengan Undang-undang Tahun 1945. Permintaan pemeriksaan rutin otomatis ditolak, sehingga undang-undang kesehatan tetap mengikat secara hukum.

Permohonan pemohon ditolak untuk seluruhnya, kata Ketua Mahkamah Agung Suhartoyo saat membacakan putusan di Jakarta, Kamis (29/2).

Pendapat Mahkamah Konstitusi tersebut didasarkan pada empat fakta hukum tentang partisipasi masyarakat dalam penyusunan undang-undang kesehatan. Pertama, ada pelamar yang mewakili lima organisasi: Ikatan Dokter Indonesia (IDI), Persatuan Dokter Gigi Indonesia (PDGI), Ikatan Apoteker Indonesia (IAI), Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI), dan Ikatan Bidan Indonesia (IBI). Anda diundang ke konsultasi publik atau dengar pendapat publik ketika undang-undang kesehatan sedang dikembangkan.

Kedua, Kementerian Kesehatan RI melakukan kegiatan dengar pendapat, diskusi kelompok terfokus, dan sosialisasi dalam upaya meningkatkan hak masyarakat atas informasi atau pendapat para ahli dan masyarakat dalam proses pembuatan undang-undang. Mahkamah Konstitusi melihat peristiwa ini sebagai peluang untuk menegaskan hak-hak kelompok kesehatan dan medis, yakni hak berbicara, hak berdiskusi, dan hak memperoleh informasi.

Ketiga, para saksi yang hadir di persidangan mengaku diundang mengikuti kegiatan konsultasi publik oleh Departemen Kesehatan. Saksi juga disebut bisa memberikan komentar dan saran terhadap isi undang-undang kesehatan tertulis tersebut.

Keempat, pemerintah melalui Kementerian Kesehatan memberikan akses kepada setiap orang terhadap undang-undang tertulis dan teks pendidikan. Kementerian Kesehatan menyediakan saluran penyampaian opini masyarakat dengan menulis komentar dan komentar secara online melalui situs resminya yaitu https://partizipasishat.kemkes.go.id/.

Pengajuan UU 17/2023 dinilai menerima sejumlah putusan Mahkamah Konstitusi sebagai salah satu alasan perubahan UU Kesehatan, meski tidak jelas landasan hukum UU Kesehatan. Sebelumnya, Mahkamah Konstitusi pernah memutus sejumlah perkara yang berkaitan dengan undang-undang kesehatan.

Mahkamah Konstitusi juga menilai proses penulisan undang-undang kesehatan sejalan dengan prinsip menciptakan undang-undang yang baik dengan pendekatan omnibus. Kode kesehatan juga menerapkan sistem penomoran yang sistematis untuk memudahkan pengguna dan pemangku kepentingan dalam membaca dan memahami. Oleh karena itu, undang-undang kesehatan secara resmi tidak memiliki cacat. Tonton video “Lakukan Ini untuk Mencegah Kanker Pankreas” (naf/kna)

Vladimir Putin Sebut Rusia Tengah Menciptakan Vaksin Kanker

Pasar Pedia, Jakarta Presiden Vladimir Putin mengatakan peneliti Rusia sedang menciptakan vaksin kanker. Kami berharap vaksin kanker akan tersedia untuk semua orang seperti yang dikatakan Putin dalam konferensi pers yang disiarkan televisi.

“Kami hampir menciptakan vaksin kanker generasi berikutnya dan obat imunoterapi,” kata Putin pada sebuah konferensi teknologi futuristik di Moskow.

Saya berharap keduanya bisa menjadi metode efektif yang digunakan untuk terapi, kata Putin mandiri saat berbicara, Sabtu (17/2/2024).

Namun Putin belum menjelaskan secara lengkap jenis vaksin kanker yang dimaksud.

Sebelumnya, Puskesmas Rusia mengembangkan vaksin COVID-19 bernama Sputnik V. Vaksin tersebut tidak hanya digunakan di dalam negeri tetapi juga di luar negeri. Putin juga mengaku menerima vaksin Sputnik V. Ada upaya negara lain untuk mengembangkan vaksin kanker

Beberapa negara dan perusahaan saat ini sedang berupaya mengembangkan vaksin kanker. Tahun lalu, pemerintah Inggris menandatangani kolaborasi dengan perusahaan BioNTech yang berbasis di Jerman. Perusahaan ini berencana melakukan uji klinis pengobatan kanker yang dipersonalisasi dengan tujuan menjangkau 10 ribu pasien pada tahun 2030.

Selain itu, perusahaan lain seperti Moderna dan Merck & Co sedang mengembangkan vaksin kanker eksperimental yang menurut penelitian dapat mengurangi kemungkinan kambuh atau kematian akibat melanoma, sejenis kanker kulit yang disebabkan oleh pertumbuhan sel melanosit yang tidak normal.

Saat ini salah satu vaksin yang dapat mencegah penyakit kanker adalah Vaksin Human Papilloma Virus yang efektif mencegah kanker hati.

Vaksin HPV merupakan pencegahan utama kanker serviks yang tingkat keberhasilannya dapat mencapai 100% jika diberikan dua kali pada kelompok umur perempuan penyandang disabilitas atau perempuan yang tidak terinfeksi HPV, yaitu jumlah anak perempuan pada tahun ke-9. Ada 13 di sekolah dasar. usia sekolah.

Indonesia telah melaksanakan program vaksinasi HPV dalam program imunisasi nasional yang memberikan tingkat 5 (dosis pertama) dan 6 (dosis kedua) SD/MI dan tingkat normal kepada siswi, baik negeri maupun swasta.

Para Srikandi di Bidang Teknologi Kesehatan Ngumpul di IDMS 2022, Bahas Apa?

Pasar Pedia – Partisipasi perempuan di bidang teknologi kesehatan semakin meningkat. Tidak sedikit perempuan yang menjadi CEO dan pendiri perusahaan teknologi kesehatan yang memiliki banyak inovasi untuk kesehatan masyarakat.

Hal inilah yang menjadi alasan diselenggarakannya Women’s Health Technology Association pada Indonesia Digital Medicine Summit (IDMS) 2022 yang akan menjadi wadah bagi perempuan untuk belajar tentang praktik terbaik terkait pengambilan keputusan sekaligus meningkatkan kontribusinya di bidang kesehatan. . digitalisasi .

“Dalam industri selain layanan kesehatan, mungkin sudah ada lebih banyak perempuan yang mengadopsi teknologi dan menggunakannya dalam kehidupan sehari-hari. Hal ini sedikit berbeda dalam dunia layanan kesehatan, di mana pengambilan keputusan bisa lebih sulit ketika Anda berhubungan dengan pasien dengan formasi dari Women in Health-Tech Community, diharapkan dapat menjadi jembatan dan ekosistem bagi perempuan di bidang kesehatan untuk saling belajar dan berbagi pengalaman, kata Presiden IDMS 2022, Dr. Rosita Rivai dalam keterangan yang diterima Suara. com.

Pada Rabu, 19 Oktober 2022, dalam acara Bincang Perempuan dan Teknologi Kesehatan, Direktur Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan, Tiomayda Seviana Hasmidavati Khasugian menyatakan, Partai Perempuan fokus pada kesehatan. Transformasi teknologi merupakan bagian dari 6 pilar pendukung transformasi layanan kesehatan Indonesia. Transformasi teknologi kesehatan mendukung transformasi layanan primer, rujukan, sistem respon kesehatan, pembiayaan dan sumber daya manusia.

Salah satu implementasinya adalah pengembangan Citizen Health App (CHA) yang menyimpan informasi kesehatan pribadi masyarakat yang digunakan selama berobat sehingga rekam medis terintegrasi dan aman. Jutaan pengguna aktif dan 8 juta pengguna aktif. Aktif setiap hari.

Sesuai arahan Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin, data kesehatan harus mendukung pelayanan dan tidak hanya menjadi bahan pelaporan, tapi menjadi dasar pengambilan keputusan dan pengambilan kebijakan, kata Tiomaida.

Pada saat yang sama, pendiri Kitras, Dr. MKK menjelaskan, platform Kitras dikembangkan sebagai sistem pengelolaan pembelajaran (LMS) sekaligus media penilaian mandiri.

“Kami ingin berkontribusi terhadap ekosistem digitalisasi kesehatan di Indonesia. Digital Medical Society of Indonesia merupakan wadah yang mendukung kelanjutan perkembangan digitalisasi kesehatan di Indonesia. Untuk itu, kerja sama dengan seluruh pihak sangat penting untuk mendorong Indonesia mempercepat percepatan pembangunan kesehatan. digitalisasi kesehatan,” kata Grace.

Sebagai platform health-on-demand online, Kitras.live akan menghadirkan IDMS 2022 sepanjang tahun, dengan semua pembicaraan dan pameran tersedia untuk semua mitra dan publik setelah acara berakhir di kitras.live. Mitra dapat terhubung dengan target konsumen melalui katalog digital dan tampilan produk terkini.

Beberapa partner yang tergabung dalam IDMS 2022 berasal dari kalangan masyarakat dan perusahaan teknologi, serta startup seperti Asosiasi Telemedis Indonesia (Atensi), Asosiasi Informatika Rumah Sakit (PETERS) dan Persatuan Medis Digital Integral Indonesia (Predigti). Sysmex, BotMD, BitHealth, Dokter yang Baik dan Ergotron. Setidaknya 2.000 peserta luring dan daring ditargetkan dalam pameran dan pengumpulan tersebut.

Selain peluncuran komunitas Women in Health-Tech, IDMS 2022 juga akan membahas topik-topik digitalisasi kesehatan yang sedang berkembang seperti catatan kesehatan elektronik. Berbicara tentang percepatan transformasi digital di rumah sakit pasca PMK 24 tahun 2022, Hanniel Prakasia Widjaya (Kortex Indonesia) mengatakan hal itu wajib setelah diumumkannya Electronic Clinical Record (RME) 24 oleh Menteri Kesehatan pada tahun 2022. Untuk fasilitas kesehatan untuk menerapkan RME.

“Regulasi ini menjadi tantangan transformasi digital, dan salah satu kuncinya adalah kepemimpinan yang mampu mendorong perubahan. “Digitalisasi meningkatkan pengalaman pasien, kualitas layanan, meningkatkan keterlibatan pengguna, dan meningkatkan tarif,” kata Hans.

Alice Norin Kena Kanker Sarkoma di Rahim, dr Boyke Ingatkan Ciri Perdarahan Tak Normal

Jakarta –

Kabar buruk dari artis Alice Noreen, di usianya yang ke-40, ia mengumumkan bahwa dirinya mengidap kanker sarkoma yang menyerang otot-otot rahim. Menurut dokter kebidanan dan kandungan Boyke Dian Nugraha, kanker jenis ini sebenarnya terjadi pada wanita yang sudah meninggal.

Namun, risikonya dapat meningkat dalam jangka waktu hingga enam bulan. Artinya, skrining dan deteksi dini diperlukan setidaknya setiap enam bulan sekali untuk menghindari kanker stadium lanjut dan mendapatkan pengobatan lebih cepat.

Menurut Dr. Boyk, kanker sarkoma yang menyerang rahim diawali dengan gejala pendarahan. Seringkali kondisi ini disalahartikan sebagai pendarahan akibat fibroid atau massa di luar rahim yang dianggap jinak.

“Biasanya terlihat, sebelum terjadi pendarahan, pendarahannya banyak, kemudian pengobatannya adalah dengan memeriksa dan menghentikan pendarahan tersebut. Biasanya diawali dengan hiperplasia, hiperplasia itu masih jinak, tapi kalau hiperplasia, barulah terjadi pembengkakan, yang ganas. hiperplasia, ”ujarnya saat dihubungi detikcom, Jumat (16/2/2024).

“Kemudian ditemukan, karena kanker serviks sangat sulit didiagnosis, kanker serviks juga bisa dilakukan dengan Pap smear, tapi kalau kanker rahim harus diperiksakan ke dokter, bagian dalamnya digaruk lalu setelah itu. Adalah sel-sel abnormal yang terdeteksi, “tambahnya.

Perdarahan tidak teratur misalnya, tidak sama dengan menstruasi normal. pendarahannya tidak berhenti meskipun sudah mendapat obat. Jika Anda mengalami kondisi ini, sebaiknya segera kunjungi pusat kesehatan.

“Iya, obatnya hanya dihentikan sebentar, tapi kemudian pendarahannya tidak kunjung berhenti, jadi dokter bertanya ada apa?” Pas saya usg ternyata rahimnya agak bengkak, pap smear nya negatif, negatif berarti bukan kanker ya? menemukan bahwa sel kanker telah ditemukan,” tambahnya.

Sedangkan pada pasien menopause, gejalanya lebih jelas. Bila perdarahan terjadi secara tiba-tiba, kondisi ini mungkin mengindikasikan adanya keganasan. Dr Boyk mengatakan, faktor risiko lainnya adalah genetika dan gaya hidup yang buruk.

Beliau berpesan agar kita rutin memeriksakan kesehatan usus halus minimal setahun sekali. Tak hanya rahim, pemeriksaan penting lainnya antara lain mammogram untuk kanker payudara.

(menghisap/menghisap)

16 Orang Meninggal Tiap Jam Gegara Tuberkulosis, Guru Besar FKUI Erlina Burhan: Tragedi di Depan Mata yang Tak Disadari

Pasar Pedia, Jakarta Indonesia menduduki peringkat kedua sebagai negara dengan jumlah kasus tuberkulosis atau tuberkulosis (TB) tertinggi.

Hal itu diungkapkan dokter spesialis paru Erlina Burhan saat acara pengukuhannya sebagai guru besar Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI) pada Sabtu, 17 Februari 2024.

“Ada tragedi di depan mata kita yang tidak kita ketahui. 1.060.000 kasus (TB) per tahun. “140.700 kematian, kalau kita bagi, setiap jamnya 16 orang meninggal karena TBC,” kata Erlina saat ditemui di FKUI, Jakarta Pusat.

Ia mengatakan, Indonesia saat ini sedang mengejar tujuan eliminasi TBC pada tahun 2030 dengan mengakhiri epidemi TBC. Oleh karena itu, tujuan untuk mencapai kurang dari satu kasus per juta penduduk pada tahun 2050 dapat tercapai.

“Pada tahun 2050, jumlah penduduk Indonesia diperkirakan akan mencapai 320 juta jiwa. Jika pada tahun 2050 terdapat 320 juta jiwa, maka Indonesia hanya akan memiliki sekitar 320 orang yang menderita TBC, karena ini adalah tujuan kepunahan.”

“Ini pekerjaan rumah semua pihak,” tambah Erlina. Perlu adanya kerjasama dan kolaborasi karena tidak hanya menjadi permasalahan bagi masyarakat di bidang kesehatan, namun TBC lebih banyak menimbulkan permasalahan non-kesehatan.

“Mulai sekarang harus terstruktur dan berskala besar (penindakan TBC), karena di Indonesia masing-masing pihak bekerja sendiri-sendiri. Ada yang kerja diagnosis, ada yang kerja pengobatan, tidak terencana dengan baik. sedemikian rupa”supaya selaras dan terarah”.

Erlina pun menilai COVID-19 mendapat perhatian lebih dibandingkan TBC. Disadari pula bahwa pengobatan TBC tidak sekomprehensif pengobatan Covid. Sebab, orang yang terkena Covid bisa cepat meninggal.

“Meninggal dini karena Covid, tiga hari sebelum dinyatakan positif, dua hari kemudian meninggal sehingga masyarakat kaget. Kalau TBC, orang hanya kaget saat batuk darah. “Batuk darah terjadi ketika ada lubang di paru-paru, tapi kalau hanya peradangan, batuknya datang dan pergi.”

Selain itu, berbagai gejala TBC seringkali dianggap normal di masyarakat. Misalnya demam tapi bisa hilang dengan sendirinya, nafsu makan hilang, berat badan turun.

“Tetapi diduga mereka tidak nafsu makan karena lelah, diduga penurunan berat badan karena efek diet, jadi banyak yang menyangkal, masyarakat tidak paham kalau itu TBC.”

“Batuk dianggap normal di Indonesia, meski orang normal tidak batuk. Kalau batuk pasti ada sesuatu yang terjadi, bengkak, berdahak, atau sesak napas. Jadi harus kita katakan batuk itu tidak normal, jadi harus dites dan dicari (penyebabnya).

Sayangnya, sebagian orang ragu untuk melakukan tes karena takut mengetahui dirinya mengidap TBC.

“Pengalaman saya, ada masyarakat yang takut untuk dites karena takut mengetahui bahwa itu TBC. Ada orang-orang penting di sana saat kami didiagnosis, dari rontgen sepertinya tumornya kanker, tapi mereka malah bilang ‘Alhamdulillah, itu bukan TBC’ karena tidak mengerti. Meskipun tuberkulosis bisa disembuhkan, kanker tidak bisa.

Erlina menegaskan, semua pihak harus sadar bahwa Indonesia merupakan negara dengan jumlah kasus TBC tertinggi kedua di dunia.

“Meskipun kuman TBC dibunuh oleh sinar matahari, kita mempunyai sinar matahari yang berlimpah, tetapi kita memiliki banyak pasien TBC. Apa yang saya katakan adalah sebuah tragedi di depan mata saya.” Nurul (Alasan), aku tak habis pikir.”

Erlina juga menjelaskan mengapa pengobatan TBC itu penting. Salah satunya adalah tuberkulosis dapat menyebar ke berbagai organ dan menyebabkan kecacatan.

“Kuman TBC bisa menyerang seluruh organ tubuh, menimbulkan gejala sisa atau tidak, tergantung berapa lama kuman tersebut berada di sana, seberapa besar kerusakan yang terjadi, serta seberapa serius penyakitnya,” kata Erlina.

Kalau kumannya lebih sedikit, bisa sembuh total. Jika segera diobati, organ yang terkena bisa kembali normal.

Begitu pula dengan tulang, kalau masih baru bisa sembuh lagi, tapi ada juga yang tulangnya patah dan harus dioperasi peniti kalau kerusakannya (akibat kuman TBC) parah.

“Bahkan untuk meningitis TBC (kuman TBC menyerang otak) ada yang tidak bisa berjalan. Bukan hanya gangguan kognitif, tapi juga tidak bisa berjalan. Anak muda tidak bisa berjalan karena TBC otak dan meningitis TBC. “Saya mempunyai pasien yang menggunakan kursi roda, dan matanya hanya bisa melihat ke satu sisi,” kata Erlina.

TBC yang tidak diobati dapat bertambah parah dan meninggalkan gejala sisa seperti kecacatan yang tidak dapat kembali normal.

“Kalau sudah sangat serius dan terlambat diobati, akan ada gejala sisa. Tidak hanya kecacatan, selain kecacatan, kematian juga ada. “Tetapi kebanyakan orang bisa sembuh, bahkan sembuh total, asalkan dirawat sedini mungkin,” tutupnya.